Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Minggu, 03 Mei 2015

Biografi KH wahab Chasbullah

KH Abdul Wahab Hasbullah Dinilai Tepat Peroleh Gelar Pahlawan Nasional
alfinpedia
KH Abdul Wahab Hasbullah
KH Abdul Wahab Hasbullah, salah satu pendiri jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU) ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. Kepastian tersebut disampaikan KH Hasib Wahab, salah satu putra KH Wahab Hasbullah, Rabu (5/11/2014).
Menurut Gus Hasib – panggilan KH Hasib Wahab - kabar bahwa Kiai Wahab telah ditetapkan sebagaiPahlawan Nasional oleh Pemerintah Pusat berasal dari Kementerian Sosial (Kemensos).
Bahkan Kementerian yang dipimpin oleh Khofifah Indar Parawansa yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat NU tersebut juga menyampaikan bahwa tanggal 8 November 2014, ahli waris diundang ke Istana Negara Jakarta, untuk menerima Surat Keputusan (SK) Presiden tentang penetapan Kiai Wahab sebagai Pahlawan Nasional.
“Enam anaknya Mbah Wahab yang masih hidup diundang semua, salah satunya saya,” ujarnya, Rabu (5/11/2014).
Dikatakan salah satu Pengasuh Ponpes Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang, Kiai Wahab memang sangat layak mendapat gelar Pahlawan Nasional. Selain merupakan salah satu pendiri NU, Kiai Wahab juga banyak berkontribusi dalam perjuangan, baik sebelum kemerdekaan Republik Indonesia maupun sesudah kemerdekaan.
Bahkan sebelum mendirikan NU bersama KH Hasyim Asy’ari, Kiai Wahab mendirikan Madrasah yang diberi nama Nahdlatul Wathan, yang berarti Bangkitnya Tanah Air.
 “Pendirian Nahdlatul Wathan ini merupakan bukti dari cita-cita Mbah Wahab untuk membebaskan bangsa dari penjajahan kolonial Belanda,” tegasnya.

6 komentar:

  1. selamat atas pengesahannya KH Wahab Chasbullah sebagai pahlawan Indonesia, perjuanannya memangpatut untuk kita jadikan seri tauladan yang baik, gan.. !!

    BalasHapus
  2. Zha, sebagai santri harus selasu mendukung mbah wahab

    BalasHapus
  3. hehe mbah yaiku pahlawan nasional

    BalasHapus
  4. jangan lupa seminar nasionalnya 17 mei 1998

    BalasHapus

 

Blogger news

Blogroll

Jakarta (Pinmas) Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Ace Saefuddin menyatakan, Kementerian Agama memberi perhatian serius pada pendidikan pondok pesantren. Perhatian itu antara lain, mengirim santri ke berbagai lembaga pendidikan baik di dalam maupun luar negeri. Pengiriman santri ke luar negeri ini untuk meningkatkan kompentesi para santri,kata Ace Saifuddin pada pelepasan para santri ke negara Maroko, Tunisia dan Libanon di gedung Kemenag Jakarta, Kamis (23/1). Pelepasan 35 santri ke berbagai perguruan tinggi di luar negeri ini disaksikan Ketua STAINU Mujib Qulyubi. Ace Saifuddin mengatakan, Kemenag menaruh perhatian besar dalam rangka peningkatan kemampuan mahasiswa santri terutama dalam tafaqquh fiddin. Peningkatan kompentensi dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi terus kita kebut, ujarnya. Menurut Ace, apa yang disebut dengan santri tidak terbatas usia, baik itu yang sedang menempuh pendidikan diniyah awaliyah sampai perguruan tinggi strata tiga. Selama masih tafaqquh fiddin disebut santri, kita menyediakan bea siswa, jelas Ace. Ace menuturkan, pondok pesantren merupakan salah satu lembaga edukasi yang mampu melaksanakan pendidikan selama 24 jam, serta menjadi salah satu pilar pengembangan dan pencerdasan bangsa. “Kita berharap program pengiriman santri ini menjadi jembatan emas Indonesia dengan berbagai negara,” ujarnya. Dikatakan, para alumni pondok pesantren berbondong masuk Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Diponegoro (Undip), dan ke beberapa universitas-universitas ternama di Timur Tengah, Eropa, bahkan Amerika. Dalam kesempatan ini, Ace Saifuddin juga mengungkapkan masalah menyusupan kitab kuning aatau kitab kitab pelajaran agama. Di dalam kitab yang disusupi ada kalimat-kalimat tertentu yang menyalahkan arti sehingga mengandung perbedaan faham, ungkap Ace. Penyusupan itu seperti dengan tahrib atau menghilangkan ide yang asli, ada juga melalui tahqiq atau membuat tafsir baru seperti Al Quran-nya Ahmadiyah. Penyusupan terjadi melalui software komputer dalam penggunaan kitab-kitab ini yaitu, Maktabah Syamila yang kini mulai populer digunakan dikalangan para santri pondok pesantren modern. (ks/dm)

About